Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah sibuk mempersiapkan proses lelang proyek Jalan Tol Puncak. Mereka sedang melakukan studi kelayakan untuk memastikan bahwa proyek ini dapat berjalan lancar. Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU, Triono Junoasmono atau biasa dipanggil Yongki, mengungkapkan bahwa mereka menargetkan studi kelayakan ini akan selesai pada tahun 2025.
“Kami sedang fokus pada studi kelayakan, diharapkan selesai tahun depan,” ujar Yongki saat ditemui di Kantor Kementerian PU pada Jumat lalu. Setelah studi kelayakan selesai dan memenuhi persyaratan yang ditentukan, proyek ini akan segera dilelang. “Setelah itu, langsung dilelang,” tegasnya.
Sebelumnya, pemerintah telah lama berencana untuk membangun Tol Puncak. Jalan tol ini direncanakan akan memiliki panjang 52 km dan terbagi menjadi 5 seksi. Tol Puncak akan terhubung dengan Tol Bocimi yang akan dilanjutkan hingga Cianjur.
Rencana pembangunan Jalan Tol Caringin – Puncak – Cianjur telah diungkapkan oleh Danang Parikesit, mantan Kepala BPJT. Estimasi biaya awal proyek ini mencapai Rp24,37 triliun. Pembangunan jalan tol ini awalnya merupakan inisiatif dari PT Matrasarana Arsitama dan Swoosh Capital CFT.
Dalam kajian awal, pembangunan seksi 1 sepanjang 11,6 km membutuhkan biaya hingga Rp3,1 triliun. Seksi 2 sepanjang 6,9 km membutuhkan biaya konstruksi sebesar Rp2,4 triliun. Sementara itu, seksi 3 sepanjang 9,7 km membutuhkan biaya Rp8,02 triliun. Untuk seksi 4 sepanjang 7,3 km, biaya konstruksi diperkirakan sekitar Rp1,68 triliun. Terakhir, seksi 5 sepanjang 16,3 km membutuhkan biaya sebesar Rp9,07 triliun.
Semoga proses studi kelayakan ini dapat segera diselesaikan sehingga pembangunan Tol Puncak dapat segera dimulai. Dengan adanya jalan tol baru ini, diharapkan akan memudahkan mobilitas masyarakat dan meningkatkan konektivitas antar daerah. Ayo kita dukung pembangunan infrastruktur untuk kemajuan bersama!