Pemprov Jatim Sudah Alokasikan Dana Sebesar Rp 52 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Rusak Akibat Erupsi Semeru

Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama dua tahun terakhir telah mengalokasikan dana sebesar Rp 52 miliar dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru. Dana tersebut digunakan untuk memperbaiki dan membangun jembatan baru di berbagai wilayah terdampak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Salah satu contohnya adalah pembangunan Jembatan Desa Babakan di Kecamatan Padang, Jembatan Durek Hamzah, Jembatan Jurang Mangu di Desa Lubruk Lor, Jembatan Liwek, dan Jembatan Mujur II di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro. Menurut Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, dana sebesar Rp 52 miliar tersebut tidak hanya digunakan untuk memperbaiki jembatan, tetapi juga untuk memperbaiki tanggul dan jalan yang rusak akibat bencana.

Dalam dua tahun terakhir, sebagian besar infrastruktur yang direkonstruksi sedang dalam proses perbaikan, dan sebagian sudah selesai. Bahkan, beberapa proyek selesai lebih cepat dari yang direncanakan. Misalnya, perbaikan Jembatan Mujur II di Desa Kloposawit yang selesai dalam waktu 1 bulan 3 pekan, lebih cepat dari rencana awal yang membutuhkan 2 bulan.

Adhy juga menjelaskan bahwa penyelesaian perbaikan tanggul juga lebih cepat dari yang dijadwalkan, menunjukkan kerja keras tim dalam menyelesaikan masalah tanggul yang rusak akibat bencana banjir lahar dingin yang melanda Kabupaten Lumajang pada April 2024 lalu. Bencana tersebut merendam 7 desa dan 3 kelurahan di 5 kecamatan dengan ketinggian air mencapai 15-20 centimeter, menyebabkan kerusakan pada 6 jembatan, termasuk Jembatan Mujur II yang menjadi akses utama antara Desa Klopo Sawit dan Desa Tumpeng.

Selain pembangunan jembatan, juga dilakukan normalisasi Sungai Mujur dengan pembangunan 2 tanggul. Tanggul pertama memiliki panjang 225 meter, tinggi 7.5 meter, dan krib sepanjang 30 meter dengan tinggi 4.5 meter. Sedangkan tanggul kedua memiliki panjang 62 meter dan tinggi 2 meter, serta normalisasi sepanjang 362 meter dengan volume 3.169 m3.

Upaya pemulihan infrastruktur ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kerusakan akibat bencana, tetapi juga untuk memastikan mobilitas masyarakat dan memperkuat ekonomi lokal. Dengan kerja keras dan kerjasama yang baik, pembangunan infrastruktur di Kabupaten Lumajang dapat selesai lebih cepat dari yang diharapkan, memberikan harapan baru bagi masyarakat setempat untuk pulih dan bangkit kembali setelah bencana yang melanda mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *