PT Pertamina telah menjalin kerja sama dengan 15 perusahaan energi internasional untuk melakukan studi bersama dalam pengembangan teknologi penangkap dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) di Indonesia. Wisnu Medan Santoso, SVP Business Development Pertamina, mengakui bahwa CCS adalah teknologi yang masih dalam tahap awal. “Kami saat ini bekerja sama dengan sekitar 15 perusahaan energi internasional untuk melakukan studi bersama dalam pengembangan CCS/CCUS di Indonesia,” ujar Wisnu di Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Menurut Wisnu, anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan ExxonMobil akan melakukan pengeboran appraisal di wilayah cekungan Sunda Asri terkait pengembangan CCS/CCUS. “Di luar itu, masih ada skala pilot di lapangan seperti di Sukowati. Jika hasil pengeboran appraisal di Sunda Asri sesuai dengan rencana, maka FID paling cepat akan dilakukan pada tahun 2026 dan kemungkinan investasi baru akan dilakukan pada tahun 2027,” kata Wisnu.
Wisnu juga menegaskan bahwa pengembangan CCS/CCUS oleh Pertamina di Indonesia membutuhkan dukungan pemerintah. “Kami sedang berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves),” ujarnya.
Menurut laporan Kompas.com sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan mayoritas dari 15 proyek CCS/CCUS yang direncanakan dapat beroperasi pada tahun 2030. Prahoro Nurtjahyo, Kepala BPSDM Kementerian ESDM, menyatakan bahwa teknologi CCS/CCUS sangat relevan untuk didiskusikan dan diimplementasikan. Dia juga menekankan bahwa pengembangan CCS/CCUS di Indonesia sangat bergantung pada potensi besar penyimpanan karbon di negara ini.
Potensi penyimpanan CCS di Indonesia mencapai 577,62 gigaton yang terdiri dari depleted oil and gas sebesar 4,85 gigaton dan saline aquifer sebesar 572,77 gigaton. “Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi penyimpanan karbon terbesar di dunia,” kata Prahoro.
Prahoro menjelaskan bahwa CCS/CCUS adalah teknologi yang digunakan untuk menangkap emisi karbon dioksida dari proses industri dan pembangkit listrik agar tidak terlepas ke atmosfer. Teknologi ini menjadi penting dalam upaya mengurangi dampak buruk perubahan iklim.
Dengan adanya kerja sama antara Pertamina dan perusahaan energi internasional, diharapkan pengembangan CCS/CCUS di Indonesia dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan masyarakat. Dukungan penuh dari pemerintah juga menjadi kunci sukses dalam implementasi teknologi tersebut. Semoga Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang berhasil dalam pengembangan CCS/CCUS untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.