Ratusan CEO perusahaan global dilaporkan meninggalkan pekerjaan mereka tahun lalu, menurut firma penasihat kepemimpinan Russell Reynolds Associates. Jumlah ini melampaui rata-rata enam tahun sebanyak 186 dan mengalami peningkatan 13% dari tahun sebelumnya.
Sektor teknologi menjadi yang paling menonjol dengan 40 CEO yang meninggalkan jabatan mereka, 50% lebih banyak daripada rata-rata enam tahun. Menurut Russell Reynolds, kepergian para CEO dipicu oleh pengawasan ketat dari investor dan tekanan untuk mengikuti perubahan.
Margot McShane dari Russell Reynolds mengatakan bahwa perusahaan kini banyak membutuhkan eksekutif yang dapat melaksanakan rencana perubahan, meskipun sering kali tidak jelas bagaimana cara melakukannya. “Menjadi CEO semakin sulit, karena harus menjelajahi wilayah yang belum dipetakan,” ujar McShane.
Tekanan ini terutama tinggi di sektor teknologi, yang mengalami perubahan besar karena perkembangan seperti AI generatif. Investor juga memainkan peran penting dalam kepergian CEO, dengan 27 di antaranya ditinggalkan tahun lalu, hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.
Hampir seperempat dari kepergian CEO pada 2024 disebabkan oleh proses suksesi yang direncanakan, menurut firma penasihat perusahaan Competent Boards. “Dewan direksi mulai melihat ke depan dan mempersiapkan bakat internal,” kata Helle Bank Jorgensen.
Kesimpulannya, menjadi seorang CEO di era ini bukanlah tugas yang mudah. Perubahan yang cepat dan tekanan dari investor membuat posisi tersebut semakin menantang. Namun, dengan persiapan yang tepat dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, para CEO dapat tetap sukses dalam mengemban tanggung jawab mereka.