Pemerintah Sebut Akan Targetkan Campuran SAF 50% di Tahun 2060

Indonesia memiliki target ambisius untuk mengimplementasikan campuran bahan bakar pesawat berkelanjutan (SAF) sebesar 50 persen pada tahun 2060. Hal ini tertuang dalam Peta Jalan Pengembangan Industri SAF yang baru-baru ini dirilis oleh pemerintah. SAF merupakan bahan bakar nabati yang digunakan dalam campuran dengan avtur untuk pesawat konvensional.

Sebelum mencapai target SAF 50 persen pada tahun 2060, pemerintah telah menetapkan serangkaian target tenggat waktu pada tahun-tahun tertentu. Target awal adalah 1 persen pada tahun 2027, yang akan meningkat secara berkala setelahnya. Pada tahun 2030, target campuran SAF akan menjadi 2,5 persen dan meningkat menjadi 5 persen pada tahun 2035. Selanjutnya, pada tahun 2040 target akan dinaikkan menjadi 12,5 persen dan 20 persen pada tahun 2045. Pada tahun 2050 dan 2055, target campuran SAF berturut-turut adalah 30 persen dan 40 persen.

Target pencampuran SAF nasional dari tahun 2027 hingga 2035 merupakan kelanjutan dari target sebelumnya yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 Tahun 2015. Sementara target pencampuran SAF untuk tahun 2040 dan seterusnya didasarkan pada standar internasional dan dampaknya terhadap pengurangan emisi di Indonesia.

Rencana dan target pengembangan SAF ini tidak lepas dari potensi besar yang dimiliki Indonesia. Dari sisi permintaan, Indonesia memiliki pasar penerbangan yang luas dengan 683 bandara yang tersebar di seluruh nusantara. Pada tahun 2023, jumlah penumpang perjalanan udara domestik mencapai 52,6 juta orang dan penumpang internasional mencapai 7,1 juta orang. Indonesia juga menduduki peringkat keempat dalam hal volume perjalanan udara.

Dari sisi pasokan, Indonesia memiliki sumber bahan baku minyak kelapa sawit terbesar di Asia Tenggara. Lebih dari 50 persen suplai minyak kelapa sawit dunia berasal dari Indonesia. Selain itu, potensi suplai bahan baku SAF lainnya adalah minyak jelantah dengan kapasitas produksi sekitar 3,9 juta ton per tahun pada tahun 2023. Produksi kilang bahan bakar nabati juga cukup signifikan, dengan kapasitas produksi SAF sebesar 36 juta liter per tahun pada tahun 2027.

Dengan potensi besar yang dimiliki Indonesia, implementasi SAF dapat menjadi langkah penting dalam mengurangi emisi dan menjaga lingkungan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat, Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin dalam penggunaan bahan bakar pesawat berkelanjutan di dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *