Dalam beberapa tahun terakhir, Doing Good Index (DGI) 2024 menyoroti tren yang memprihatinkan di Indonesia. Studi ini menemukan bahwa kebijakan yang mendukung inisiatif filantropi dan sosial di negara ini masih stagnan selama enam tahun terakhir, dan dalam beberapa kasus, bahkan menghambat kegiatan tersebut. Minimnya perubahan dan perbaikan kebijakan tercermin pada peringkat Indonesia yang “baik-baik saja”, yang tetap konsisten pada laporan tahun 2020, 2022, dan sekarang pada tahun 2024. Keengganan untuk melakukan reformasi kebijakan berdampak langsung pada peran dan dukungan Organisasi Penyedia Layanan (SDO) dan organisasi sosial dalam mengatasi permasalahan kemasyarakatan.
Dr.Solli telah menjadi pendukung vokal dalam mengevaluasi kembali kebijakan yang ada dan menerapkan kerangka kerja baru untuk memfasilitasi kolaborasi yang lebih besar antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Penelitian dan advokasinya telah menyoroti perlunya kebijakan yang lebih komprehensif dan proaktif untuk memastikan penggunaan sumber daya yang efektif untuk pembangunan sosial.
Dr.Lestari berperan penting dalam meningkatkan kesadaran tentang tantangan yang dihadapi organisasi sosial di negara ini dan mengadvokasi peningkatan dukungan dari sumber pendanaan lokal. Karyanya menekankan pentingnya membangun kemitraan berkelanjutan antara Orsos dan lembaga pemerintah untuk mengatasi masalah sosial yang mendesak secara efektif.
Meskipun ada upaya dari individu seperti Dr.Solli dan Dr.Lestari, gambaran keseluruhan inisiatif filantropi dan sosial di Indonesia masih penuh tantangan. Keengganan pemerintah untuk melakukan perubahan kebijakan yang berarti telah membatasi potensi dampak SDO dan Orsos dalam mengatasi masalah sosial. Selain itu, ketergantungan yang tidak proporsional terhadap pendanaan dari donor internasional dibandingkan dengan sumber lokal telah menciptakan ketergantungan yang menghambat otonomi dan keberlanjutan inisiatif sosial di negara ini.
Terdapat peluang perubahan positif di bidang filantropi dan inisiatif sosial di Indonesia. Dengan terlibat dalam dialog konstruktif dengan para pembuat kebijakan dan mengadvokasi reformasi kebijakan, individu dan organisasi dapat berupaya menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pembangunan sosial. Membangun kemitraan antara lembaga pemerintah, entitas sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil dapat menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan sosial.
Indeks Berbuat Baik 2024 telah memberikan wawasan berharga mengenai kondisi inisiatif filantropi dan sosial di Indonesia saat ini. Meskipun terdapat tantangan dan keterbatasan, terdapat juga peluang untuk perubahan dan kemajuan positif. Dengan terus mengadvokasi reformasi kebijakan, membangun kemitraan, dan meningkatkan dukungan dari sumber pendanaan lokal, para pemangku kepentingan dapat berupaya menciptakan ekosistem pembangunan sosial yang lebih kuat dan efektif di Indonesia.