Seorang pengamat politik memberikan pendapatnya mengenai peluang PDIP untuk bergabung dengan kabinet Prabowo-Gibran. Menurutnya, pertemuan antara Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kemungkinan besar akan membahas kemungkinan PDIP masuk ke dalam kabinet Prabowo-Gibran dengan tawaran posisi menteri. Namun, pengamat politik Ray Rangkuti tidak yakin bahwa Megawati akan menyetujui hal tersebut.
Ray menyebutkan tiga alasan utama yang membuat Megawati kemungkinan besar menolak tawaran tersebut. Pertama, secara politik dan elektoral, bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran diyakini akan merugikan PDIP. Ray berpendapat bahwa lebih strategis bagi PDIP untuk tetap di luar koalisi tersebut. Alasan kedua, menurut Ray, Megawati bukanlah tipe politisi yang hanya mencari jabatan semata. Beliau memiliki karakter, sportifitas, dan idealisme dalam berpolitik. Ray yakin bahwa Megawati akan tetap memegang prinsip-prinsip tersebut.
Alasan ketiga, menurut Ray, bukanlah tentang kekuasaan. Jika Megawati hanya menginginkan kekuasaan, maka PDIP tidak akan menolak ide 3 periode pemerintahan Jokowi. Ray menegaskan bahwa PDIP adalah satu-satunya partai yang secara terbuka menolak konsep 3 periode. Juru Bicara PDIP, Chico Hakim, juga menegaskan bahwa partainya belum membuat keputusan apakah akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran atau tidak. PDIP akan menentukan sikapnya setelah Kongres 2025.
Chico menjelaskan bahwa fokus utama PDIP saat ini adalah memenangkan Pilkada serentak 2024 di seluruh daerah. Partai tersebut belum memutuskan apakah akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran atau tidak. Chico menegaskan bahwa PDIP akan mengambil keputusan strategis tersebut pada Kongres tahun 2025. Terkait dengan pertemuan antara Megawati dan Prabowo, Chico menekankan bahwa hal tersebut harus diinterpretasikan sebagai silaturahmi yang penting untuk meredakan ketegangan pasca Pileg dan Pilpres.
Dengan demikian, PDIP masih menimbang-nimbang kemungkinan untuk bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Keputusan akhir akan diambil setelah Kongres 2025, sementara fokus utama saat ini adalah memenangkan Pilkada serentak 2024 di seluruh daerah. Semoga keputusan yang diambil oleh PDIP dapat memberikan manfaat terbaik bagi partai dan rakyat Indonesia.