Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengalami aktivitas vulkanik yang meningkat selama sepekan terakhir, dari 26 Juli hingga 1 Agustus 2024. Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso, tercatat bahwa gunung ini telah meluncurkan guguran lava sebanyak 148 kali ke arah barat daya, dengan jarak maksimal mencapai 1.800 meter ke hulu Kali Bebeng.
Suara gemuruh akibat guguran lava terdengar sebanyak 10 kali dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan, dengan intensitas yang bervariasi dari kecil hingga sedang. Selain itu, Merapi juga melepaskan satu kali awan panas guguran ke hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur mencapai 1.000 meter. BPPTKG mencatat peningkatan aktivitas guguran lava sebanyak 22 kali dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Morfologi kubah barat daya teramati mengalami perubahan akibat aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava, dan awan panas guguran. Sementara itu, kubah tengah cenderung tetap. Volume kubah barat daya terukur sebesar 2.538.700 meter kubik, sedangkan kubah tengah sebesar 2.360.700 meter kubik berdasarkan analisis foto udara.
Intensitas kegempaan Gunung Merapi selama sepekan terakhir juga mengalami peningkatan. Terdapat satu kali gempa awan panas guguran, 30 kali gempa vulkanik dangkal, 114 kali gempa fase banyak, tiga kali gempa frekuensi rendah, 735 gempa guguran, dan empat kali gempa tektonik. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau menunjukkan pemendekan jarak tunjam sebesar 0,8 cm per hari.
BPPTKG masih menjaga status Siaga atau Level III yang diberlakukan sejak November 2020. Potensi bahaya saat ini adalah guguran lava dan awan panas guguran, terutama di sekitar Kali Woro, Kali Gendol, Kali Boyong, Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan jarak tertentu dari puncak Gunung Merapi. Lontaran material vulkanik dapat mencapai radius 3 km dari puncak jika terjadi erupsi eksplosif.
Dengan demikian, masyarakat di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk tetap waspada dan mematuhi petunjuk evakuasi yang disediakan oleh pihak berwenang. Kesiapsiagaan dan kerjasama antara BPPTKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi potensi bahaya dari Gunung Merapi. Semoga semua pihak tetap selamat dan terhindar dari bencana yang mungkin terjadi.