Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berkomitmen untuk melawan dosa besar dalam dunia pendidikan, yaitu kekerasan seksual, perundungan, dan intoleransi. Hal ini sangat merugikan bagi anak-anak. Di Indonesia, kasus kekerasan seksual terhadap anak semakin meningkat, dan hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat.
Beberapa faktor yang memicu kekerasan terhadap anak antara lain lingkungan keluarga yang tidak stabil, pengawasan yang kurang memadai, faktor sosial dan ekonomi, faktor psikologis dan emosional pelaku, serta pengaruh media dan teknologi. Semua faktor ini dapat menciptakan situasi di mana anak-anak rentan menjadi korban kekerasan seksual.
Ir. FB. Didiek Santosa, Perencana Ahli Madya pada Asdep Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menyatakan bahwa kejahatan seksual kini telah masuk ke ranah digital dan bahkan melibatkan predator dari luar negeri. Hal ini menunjukkan pentingnya waspada terhadap ancaman kekerasan seksual terhadap anak.
Dampak kekerasan terhadap anak sangat luas, termasuk dampak fisik, emosional, psikologis, sosial, dan akademis. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan bisa mengalami cedera fisik, gangguan kesehatan jangka panjang, PTSD, depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial dan penurunan prestasi akademis.
Pencegahan kekerasan dan memberikan dukungan yang tepat sangat penting untuk membantu anak-anak mengatasi trauma dan membangun masa depan yang lebih baik. Komnas Perlindungan Anak DKI Jakarta juga menekankan pentingnya hak pemulihan, restitusi, dan keadilan bagi korban kekerasan.
Kids Biennale adalah kegiatan pameran seni dan budaya yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja. Ini menjadi platform bagi mereka untuk meningkatkan apresiasi seni dan budaya, partisipasi, inklusi, dan kreativitas. Hal ini juga dapat menjadi sarana untuk mendukung pengembangan emosional dan sosial anak-anak.
Kasus kekerasan terhadap anak adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat. Setiap individu, keluarga, komunitas, dan lembaga memiliki peran penting dalam memerangi kekerasan terhadap anak dengan memberikan dukungan, melaporkan kasus, dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perkembangan anak.
Kolaborasi dan keterlibatan aktif dari semua pihak sangat penting untuk melindungi anak-anak dan memastikan mereka dapat tumbuh dengan sehat dan aman. Mari bersama-sama berperan dalam melindungi generasi masa depan kita.